PRIMBON MENCARI HARI BAIK UNTUK PERNIKAHAN
|
Memilih hari baik untuk menyelenggarakan upacara perkawinan, merupakan pengetahuan yang didapatkan dari 'ilmu titen' atau kumpulan catatan dari kejadian-kejadian serupa yang berlangsung terus-menerus dari generasi ke generasi.
Misalnya, mengapa Bulan Sura tidak baik untuk meyelenggarakan upacara Perkawinan? Karena biasanya pengantin yang diresmikan pada bulan Sura mengalami celaka. Selain bulan, ada hari, tanggal dan tahun yang menjadi pantangan, karena jika sengaja diterjang biasanya berdampak negatif bagi pengantin dan keluarga.
Dengan mengenali kejadian-kejadian buruk yang berhubungan dengan hari, tanggal, bulan dan tahun, tentunya para pengguna hari untuk upacara Perkawinan tidak mau mengambil resiko, lebih baik memilih hari yang tidak menjadi pantangan.
Toh dengan perencanaan matang, memilih hari yang sesuai pun belum tentu menjamin keberhasilan sebuah perkawinan, apalagi yang tidak direncanakan dengan matang. Karena pertimbangan yang sederhana itulah maka sampai sekarang sebaian besar masyarakat menggunakan 'ilmu titen' memilih hari yang baik untuk menyelenggarakan upacara Perkawinan.
Sehingga muncul istilah 'musim maten' ini artinya bahwa pada bulan, yang menurut kebiasaan leluhur (ilmu titen) adalah bulan baik, maka di sana-sini akan dijumpai penyelenggarakan upacara perkawinan. Ilmu titen yang berkaitan dengan pemilihan hari, perhitungan nasib dan ramalan telah diwariskan turun-temurun dalam bentuk buku yang disebut Primbon.
Ada beberapa versi buku Primbon diantaranya: Kitab Centhini, Sabda Pandhita, R. Tanojo, Betaljemur Adam Makna, R. Soemodidjojo.
Untuk memilih hari baik (pada dasarnya semua hari baik, sehingga pengertian memilih hari baik lebih kepada kesesuaian antara waktu dengan pengguna waktu) pada upacara Perkawinan, dengan menggunakan Kalender Jawa Sultan Agungan, pertama kali yang dilakukan adalah menghindari hari yang tidak baik, pada yang meliputi : |
A. Hari naas keluarga |
Hari dan pasaran meninggalnya (geblage) orang tua dari bapak ibu calon pengantin. Jika orang tua dari bapak ibu calon pengantin masih hidup, yang dihindari adalah hari dan pasaran meninggalnya kakek, nenek dari bapak ibu calon penganten. Hari dan pasaran meninggalnya saudara kandung calon pengantin berdua, kalau ada. |
B. Hari tidak baik di dalam Bulan |
Bulan Jumadilakir, Rejeb dan Ruwah hari Rabu, Kamis dan Jumat Bulan Puasa, Sawal, dan Dulkaidah hari Jumat, Sabtu dan Minggu Bulan Besar, Sura dan Sapar, hari Senin, Selasa, Sabtu dan Minggu Bulan Mulud, Bakdamulut dan Jumadilawal hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. |
C. Hari tidak baik di dalam Tahun |
Tahun Alip hari Selasa Pon dan Sabtu Paing Tahun Ehe hari Sabtu Paing dan Kamis paing Tahun Jimawal hari Kamis Paing dan Senin Legi Tahun Je hari Senin Legi dan Jumat Legi Tahun Dal hari Jumat Kliwon dan Rabu Kliwon Tahun Be hari Rabu Kliwon dan Minggu Wage Tahun Wawu hari Minggu Wage dan Kamis Kliwon Tahun Jimakir hari Kamis Pon dan Selasa Pon |
D. Tanggal tidak baik di dalam Bulan |
Bulan Sura tanggal 6, 11 dan 18 Bulan Sapar tanggal 1, 10 dan 20 Bulan Mulud tanggal 1, 8, 10, 15 dan 20 Bulan Bakdamulud tanggal 10, 12, 20 dan 28 Bulan Jumadilawal tanggal 1, 10, 11 dan 28 Bulan Jumadilakir tanggal 10, 14 dan 18 Bulan Rejeb tanggal 2 , 13, 14, 18 dan 27 Bulan Ruwah tanggal 4, 12, 13, 26 dan 28 Bulan Puasa tanggal 7, 9, 20 dan 24 Bulan Syawal tanggal 2, 10 dan 20 Bulan Dulkaidah tanggal 2, 9, 13, 22 dan 28 Bulan Besar tanggal 6, 10, 12 dan 20 |
E. Samparwangke, arti harafiahnya adalah menyampar Bangkai. Merupakanhari yang tidak baik di dalam Wuku (Zodiak Jawa) |
Wuku Warigalit, hari Senin Kliwon Wuku Bala, hari Senin Legi Wuku Langkir, hari Senin Paing Wuku Sinta, hari Senin Pon Wuku Tambir, hari Senin Wage |
F. Taliwangke (mengikat bangkai), hari yang tidak baik di dalam Bulan dan Wuku |
Bulan Dulkangidah dan Jumadilawal Wuku Wuye, hari Senin Kliwon Bulan Besar dan Jumadilakir Wuku Wayang, hari Selasa Legi Bulan Sura dan Rejeb Wuku Landep, hari Rabo Paing Bulan Sapar dan Ruwah Wuku Warigalit, hari Kamis Pon Bulan Mulud dan Puasa Wuku Kuningan, hari Jumat Wage Bulan Bakdamulud dan Syawal Wuku Kuruwelut, hari Sabtu Kliwon |
sumber:kitab primbon bataljemur adammakna. |
No comments:
Post a Comment