Figur Wayang Utari
Dewi Utari, (tanpa samir) dalam bentuk wayang kulit purwa,koleksi museum Tembi Rumah Budaya,
buatan Kaligesing Purworejo (foto: Sartono)
Utari
Dewi Utari adalah putri bungsu dari empat bersaudara, anak pasangan Prabu Matswapati atau Prabu Durgandana, raja negara Wirata dengan permaisuri Dewi Rekatawati, putri angkat Resi Palasara dengan Dewi Durgandini. Ke tiga kakak Dewi Utari adalah Raden Seta, Raden Utara dan Raden Wratsangka.
Dewi Utari disebut sebagai ‘babone ratu’ yaitu yang menjadi induk dari ratu. Hal tersebut dikarenakan ia mendapatkan anugrah Wahyu Hidayat, yang menandai bahwa dirinya kelak akan menurunkan raja besar. Oleh karenanya Kresna yang mengetahui hal itu menginginkan agar Abimanyu, yang akan menurunkan raja dikarenakan mendapatkan anugerah Wahyu Cakraningrat memperistri Utari. Dengan demikian antara Wahyu Cakraningrat dan Wahyu Hidayat akan menyatu di dalam keturunan Abimanyu dan Utari.
Jika pun ada yang mengabarkan bahwa perkawinan antara Abimanyu dan Utari melalui sayembara ‘Pondong,’ tentunya hal tersebut hanyalah sebagai cara untuk mengesahkan perkawinan diantara keduanya. Karena wahyu Hidayat itulah, tidak ada laki-laki yang kuat memondong Utari, kecuali laki-laki yang mendapatkan Wahyu Cakraningrat, yaitu Abimanyu. Walaupun sesungguhnya Abimanyu sudah beristri Siti Sendari, para sesepuh yang berpengaruh yaitu Prabu Kresna dan Prabu Matswapati menyetujui dan mengesahkan perkawinan antara Abimanyu dan Utari.
Namun bukan berarti perkawinan Abimanyu dan Utari yang telah diberi restu tersebut berlangsung lancar. Ada dua prahara yang mengiring perkawinan keduanya, yaitu gugurnya Kala Bendana dan dan sumpah Abimanyu. Kala Bendana gugur di tangan Gatotkaca keponakannya dalam upaya menegakkan kejujuran karena mengatakan hal yang sejujurnya bahwa Abimanyu telah beristri Dewi Siti Sundari. Sedangkang Sumpah Abimanyu merupakan penyangkalan dari apa yang dikatakan Kala Bendana di hadapan Dewi Utari yang menyatakan bahwa dirinya belum berisitri. Aku bersumpah jika aku sudah beristri, kelak dalam perang Baratayuda aku akan gugur dengan seribu luka. Demikian sumpah Abimanyu.
Dewi Utari adalah seorang putri yang cantik jelita, dan dikasihi dewa. Ia berperangai lembut dan berwatak halus, berwibawa dan setia berbakti. Hasil pernikahan Utari dengan Abimanyu, lahirlah seorang anak laki-laki dan diberi nama Parikessit. Seperti telah diramalkan para cerdik pandai, Parikesit menjadi raja besar di Hastiapura.
Herjaka HS
No comments:
Post a Comment