Dasamuka

Figur Wayang Dasamuka

Prabu Dasamuka, sebelah tangannya cacat tidak bisa digerakkan
karena terjepit pintu Selamanangkep, wayang kulit buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Dasamuka

Dasamuka artinya mempunyai muka sepuluh, nama lain dari Dasamuka adalah Rahwana, yang berarti darah di hutan karena Rahwana dilahirkan di hutan. Ibunya bernama Dewi Sukesi dari Alengka. Dasamuka kemudian menjadi raja di Alengka. Ia adalah seorang raja yang mahasakti, memiliki aji Pancasona. Ajian ini mempunyai daya hidup ketika menyentuh tanah. Walaupun sudah mati jika menyentuh tanah akan hidup kembali. Dasamuka adalah raja besar yang memiliki watak angkara murka, sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Dasamuka mempunyai isteri bidadari kahyangan bernama Dewi Tari. Dengan Dewi Tari Dasamuka mempunyai beberapa anak yaitu: Indrajit, Dewantaka, Tri Sirah, Tri Netra, Tri Jangga, Tri Kaya, Bukbis, Pratalamaryam.
Walaupun sudah beristeri seorang Bidadari kahyangan, Dasamuka mempunyai keingingan yang sangat kuat untuk memperisteri bidadari kahyangan yang lainnya yaitu Dewi Sri Widowati. Karena ada anggapan jika dapat memperisteri Dewi Sri Widowati hidupnya akan tentram dan sejahtera. Oleh karenanya sepanjang hidupnya Dasamuka selalu berusaha untuk mendapatkan     seorang wanita yang merupakan titisan Dewi Sri Widowati.
Namun niat tersebut selalu gagal. Kegagalan demi kegagalan tidaklah menyurutkan niatnya untuk memiliki Dewi Sri Widowati. Bahkan nafsu untuk mengejar titisan Dewi Sri Widowati semakin besar. Pernah suatu ketika Dasamuka naik ke kahyangan untuk mencuri Dewi Sri Widawati. Namun ketika ia akan masuk di pintu Selamanangkep pintu itu menutup dengan sendirinya. Dasamuka terkejut satu tangannya terjepit pintu dan menjadi cacat seumur hidup.
Pada suatu ketika diketahui bahwa Dewi Sri Widowati menitis di dalam pribadi Dewi Sinta isteri Rama, Dasamuka berusaha untuk merebutnya. Maka diculiklah Dewi Sinta ketika di tinggal sendirian di hutan Dandaka. Dasamuka berhasil menculik Dewi Sinta dan diboyong ke Negara Alengka, namun tidak berhasil memiliki Dewi Sinta, dikarenakan Dewi Sinta setia kepada Rama, lebih baik mati dari pada diperisteri Dasamuka. Dasamuka kehabisan akal, sampai pada waktu Rama dan balatentaranya menemukan tempat Dewi Sinta disekap, Dasamuka belum berhasil memperisteri Dewi Sinta.
Dasamuka mempunyai anggapan jika Rama berhasil dibunuh, tentunya Dewi Sinta mau menjadi isterinya. Maka kemudian Dasamuka bersama para prajuritnya menyerbu Rama dan bala tentaranya yang sedang membuat perkemahan di Swelagiri. Perang besar pun terjadi, demi seorang wanita titisan Dewi Sri Widowati. Perang besar tersebut dinamakan perang Giriantara.
Dasamuka maju ke medan perang, mencari Rama. Setelah kedua raja bertemu, terjadilah peramg tanding. Dasamuka beberapa kali mati terkena senjata Rama bernama panah Guwawijaya, namun berulang kali hidup kembali ketika menyentuh bumi. Melihat hal itu, Anoman yang menjadi senopati Rama menindih raga Dasamuka dengan gunung supaya tidak dapat bangun kembali.
Herjaka HS

No comments:

Post a Comment