Figur Wayang Patih Udawa
Patih Udawa, wayang kulit buatan Kaligesing, Purworejo.Koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Patih Udawa
Udawa adalah seorang patih negara Dwarawati, tempat Prabu Kresna menjadi raja. Walaupun jabatan Patih merupakan jabatan tertinggi setelah raja, Ia tidak pernah menggerutu dalam menjalankan tugasnya. Hari-harinya selalu dibarengi dengan kelakar dan sendau gurau. Namun hal tersebut tidak mengurangi ketaatan dan kesetiaannya dalam mengabdi raja. Kresna pun amat menyayangi Udawa. Hubungan mereka tidak sekedar hubungan formal antara patih dan raja, tetapi lebih dari itu. Kresna menganggap Udawa sebagai saudara tua dengan sebutan Kakang Patih, karena memang demikianlah sesungguhnya.
Menurut sejarah, Kresna dan Udawa itu merupakan saudara seayah lain ibu. Udawa adalah anak Prabu Basudewa hasil dari hubungannya dengan dayang istana yang luwes, cantik dan pandai menghibur, bernama ken Sayuda. Sedangkan Kresna adalah anak Basudewa yang lahir dari salah satu istrinya bernama Dewi Mahindra. Untuk membuang aib, dikarenakan Ken Sayuda bukan istri Basudewa, ia diterimakan kepada Antagopa, seorang Demang di Widarakandang. Di kademanagan tersebut Ken Sayuda berganti nama, Nyai Sagopi.
Setelah tiba waktunya, Nyai Sagopi melahirkan seorang bayi dan diberi nama Udawa. Secara lahir Udawa adalah anak pasangan Demang Antagopa dan nyai Sagopi, namun sejatinya Udawa adalah anak Prabu Basudewa raja Mandura.
Walau pun Udawa mengetahui bahwa rajanya adalah adiknya, ia tidak pernah menolak perintahnya, walaupun perintah tersebut bertentangan dengan nuraninya. Salah satu perintah Prabu Kresna yang sangat menyiksa dirinya adalah ketika dalam perang Baratayuda ia diperintah untuk berada di pihak Kurawa. Dengan pertimbangan bahwa Udawa telah mengawini Antiwati putri bungsu Sengkuni, seorang Patih negara Hastinapura, tempat para Kurawa mukti wibawa.
Hingga perang Baratayuda usai, Udawa masih selamat, karena memang dia setengah hati dalam berperang melawan para Pandawa. Jabatan Patih Dwarawati masih ia sandang pada usia yang semakin tua. Ia memang berjanji kepada Kresna, bahwa seluruh hidupnya ia darma baktikan kepada Raja Dwarawati. Dan janji itu ia buktikan.
Ketika murid Kresna, raja Sriwedari yang bernama Prabu Arjunapati melampiaskan sakit hatinya dan bersama dengan prajuritnya menyerbu Dwarawati, Patih Udawa berusaha dengan seluruh kekuatan membendung serangan itu. Patih Udawa berhadapan dengan Prabu Arjunapati. Diantara keduanya berlangsung perang tanding yang sengit. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Bahkan akhir dari perang tanding tersebut, Prabu Arjunapati dan Patih Udawa gugur bersama.
Hingga tetes penghabisan ia tumpahkan darahnya di tanah Dwarawati, tempat Udawa mengabdikan diri sejak belia hingga usia senja.
herjaka HS
No comments:
Post a Comment